Asal, Arti,dan Makna Teater
Hampir setiap
orang di sekitar kita pernah mendengar istilah kata teater, bahkan
sebuah fasilitas media hiburan pun yang berupa televisi Flat ukuran
besar dengan seperangkat audionya disebut Home theater, Gedung
bioskop pun disebut teater, gedung tempat pertunjukan musik,tarian,
juga drama disebut teater jadi sebenarnya apa itu teater?hal ini akan
kita bahas disini
Asal penamaan teater bermula pada zaman Yunani kuno, tak aneh jika
memang asal kata teater muncul di disuatu bangsa pencetus ilmu
pengetahuan, bangsa para filosof, namun itu hanya dalam wilayah kata,
bukan asal mula teaternya, dilihat dari teori sejarah pun asal muasal
teater berawal sejak jaman primitive jauh sebelum zaman Yunani kuno.
teater sebenarnya berasal dari kata theatron, kata Yunani
yang artinya seeing place atau tempat tontonan. Jadi
bioskop, atau gedung pertunjukan disebut teater oleh masyarakat
tertentu itu adalah adaptasi kata dari theatron sendiri, jadi
saat ini kata teater masih digunakan sebagai tempat berlangsungnya
suatu pementasan atau pertunjukan. Sekarang ini pemaknaan dari teater
pun semakin melebur, semakin luas dalam sebuah karya seni, dan bahkan
dapat menunjukan sebuah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat,
maka dengan istilah teater , kita mampu mengetahui seluruh warisan
budaya drama, sastra drama, bahkan beberapa bentuk jenis pertunjukan
seperti mime, pantomime, kabaret, wayang kulit, wayang
golek, dan kesenian-kesenian lainnya yang berhubungan dengan
pertunjukan.
Perkembangan drama sekarang ini berawal dari Yunani Purba seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sekitar tahun 600 SM ada festival
untuk menghormati dewa Dyonysius yaitu dewa anggur dan kesuburan.
Festival tersebut berbentuk festifal tarian dan nyanyian, kemudian
mereka menyelenggarakan sayembara pertunjukan dimana ada tarian,
nyanyian yang didasarkan pada sebuah cerita, secara historis itu
menjadi sayembara drama pertama. Sayembara biasa dilakukan di Athena
dan pertunjukan yang dibawakan adalah drama tragedy. Pemenang
sayembara pertama kali itu ialah Thespis seorang actor dan penulis
tragedi yang pertama dikenal di dunia. Thespis sebenarnya merupakan
tokoh historis tetapi oleh masyarakat Yunani Kuno dijadikan legenda,
dan segala seuatu tentang drama dinyatakan sebagai penemuan Thespis,
maka kerena itu para actor pertunjukan disaat itu disebut Thespian.
Perkembangan drama
Yunani mengalami puncaknya sekitar tahun 400 SM . drama masih
diperuntukan sebagai bagian dari upacara agama. Upacaranya terbuka
untuk umum . tempat pertunjukan yag terkenal di Athena adalah teater
Dyonysius, yang terletak disamping bawah bukit Acropolis, yaitu pusat
kuil di Athena.
Pada saat itu penulis drama biasa memainkan naskahnya sendiri, jadi
seorang actor sekaligus seorang penulis naskah cerita. Dari begitu
banyaknya naskah drama Yunani kuno kurang lebih hanya tigapuluh
naskah yang ada sampai sekarang ini. Dan naskah-naskah itu ditulis
oleh penulis-penulis terkenal dizamannya seperti Aeskilos, Sophokles
dan Euripedes (ketiga tokoh drama ini spesialis Tragedi),
Aristhopanes (Komedi), dan Menander (komedi).
Pada akhir Tahun 400-an SM festival drama Dyonysius, tidak melulu
drama tragedy malah sang actor peserta festival harus menyuguhkan 3
tragedi dan 1 Satyr. Satyr ini dimaksudkan sebagai komedi ringan dan
pendek yang jenaka dan parody terhadap mitologi. Arti Satyr sendiri
adalah makhluk mitologi yang setengah manusia setengah binatang dan
para koor drama Satyir biasanya memerankan para Satyr sang makhluk
dongeng. Hanya ada satu naskah satyr yang selamat yakni Naskah
Euripedes, yang berjudul Cyclop.
Pada tahun 300-an SM Komedi muncul, Komedi berasal dari kata Komodia
yang maknanya membuat gembira. Dalam komedi pelaku utama biasanya
memerankan tokoh sebagai pembawa ide gembira, misalnya pembawa pesan
damai untuk mengakhiri perang, seluruh cerita naskah drama pada saat
itu berakhir menggembirakan. Karena saat itu tidak ada atau
tidak boleh ada percampuran jenis cerita drama antara komedi dan
tragedi (karena pertunjukan tragedy bermula dari perayaan upacara
keagamaan) Biasanya setelah pertunjukan komedi, acara
dilanjutkan dengan Komos yakni keluar arena pertunjukan dan
mengadakan pesta dengan penuh kegembiraan. Itu sekilas ulasan tentang
sejarah teater pada zaman Yunani kuno. Dan setelah itu beralih ke
Zaman Romawi yang mungkin akan saya ulas di tulisan berikutnya.
Teater
seperti yang kita kenal sekarang ini, berasal dari zaman Yunani
purba. Pengetahuan kita tentang teater bisa dikaji melalui
peninggalan arkeologi dan catatan-catatan sejarah pada zaman itu yang
berasal dari lukisan dinding, dekorasi, artefak, dan hieroglif. Dari
peninggalanpeninggalan itu tergambar adegan perburuan, perubahan
musim, siklus hidup, dan cerita tentang persembahan kepada para dewa.
Sekitar tahun 600 SM, bangsa Yunani purba melangsungkan
upacara-upacara agama, mengadakan festival tari dan nyanyi untuk
menghormati dewa Dionysius yakni dewa anggur dan kesuburan. Kemudian
mereka menyelenggarakan sayembara drama untuk menghormati dewa
Dionysius itu.
Menurut berita tertua, sayembara semacam itu
diadakan pada tahun 534 SM di Athena. Pemenangnya yang pertamakali
bernama Thespis, seorang aktor dan pengarang tragedi. Nama Thespis
dilegendakan oleh bangsa Yunani, sehingga sampai sekarang orang
menyebut aktor sebagai Thespian.
a. Teater Yunani Kuno
Di
zaman Yunani kuno, sekitar tahun 534 SM, terdapat tiga bentuk drama;
tragedi (drama yang menggambarkan kejatuhan sang pahlawan,
dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga menimbulkan belas
dan ngeri), komedi (drama yang mengejek atau menyindir orangorang
yang berkuasa, tentang kesombongan dan kebodohan mereka), dan satyr
(drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib
karakter tragedi).
Tokoh drama tragedi yang sangat terkenal
adalah; Aeschylus (525 – 456 SM), Sophocles (496 – 406 SM),dan
Euripides (480 – 406 SM). Dan tokoh drama komedi bernama;
Aristophanes (446 – 386 SM). Beberapa dari karya mereka masih
tersimpan hingga sekarang. Dan sudah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia. Di antaranya; Prometheus Bound (Belenggu Prometheus) karya
Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone, karya
Sophocles,
terjemahan
Rendra, Hippolytus karya Euripides, dan Lysistrata, karya
Aristophanes, terjemahan Rendra. Drama-drama ini dibahas oleh
Aristoteles dalam karyanya yang berjudul Poetic.
b. Teater
Zaman Renaisance Di Ingggris (th. 1500 M – th. 1700 M)
Kejayaan
teater di zaman Yunani kuno lahir kembali di zaman Renaissance. Di
Inggris muncul dramawan-dramawan besar. Dan yang paling terkenal
hingga sekarang adalah Williams Shakespeare (1564 – 1616). Beberapa
karyanya diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di antaranya; Romeo &
Juliet, Hamlet, Machbeth, Prahara, dll.
c. Teater Zaman
Renaisance Di Perancis (th. 1500 M – th. 1700 M)
Bangsa Perancis
juga mengambil hikmah dari kejayaan teater Yunani kuno. Mereka
menamakannya sebagai “neo klasik”. Artinya klasik baru. Di mana
mereka telah memberi jiwa baru kepada gaya klasik Yunani kuno. Yaitu
gaya yang lebih halus, anggun dan mewah. Di zaman itu muncullah
Moliere (1622 M – 1673 M). Sebagaimana Williams Shakespeare,
Moliere juga mengarang dan mementaskan karyakaryanya sendiri,
sekaligus menjadi pemeran utamanya. Beberapa karyanya sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya: Si Bakhil,
Dokter Gadungan, Akal Bulus Scapin, dll
d. Commedia Del ‘Arte
Di Italia
Adalah bentuk teater rakyat Italia abad ke enambelas,
yang berkembang di luar lingkungan istana. Drama ini dipertunjukkan
di lapangan kota dalam panggung-panggung yang sederhana. Berdasarkan
pada naskah yang berisi garis besar plot saja. Pelaku-pelakunya
mengenakan topeng. Percakapan berlangsung spontan dan tanpa
persiapan, diselingi nyanyian dan tarian yang bersifat menyindir.
Teater rakyat tersebut memberi jalan ke arah timbulnya peran-peran
pantomim tradisional (seperti Haelequin, Columbine). Ikut sertanya
pemain-pemain wanita membuat Commedia Del ‘Arte terkesan lebih
luwes



